Invalid Date
Dilihat 66 kali
Sebagai bagian dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan XII Tahun 2025 yang mengusung tema "Wisata Budaya, Warisan Dunia sebagai Aksi Kebangsaan: Kampus Berdampak dan Mengabdi untuk Negeri", mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kolaka Utara, Kiki, menggelar kegiatan pelatihan komputer dan Microsoft Word dengan fokus pelestarian budaya lokal. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 19 Juli 2025, pukul 14.00 hingga selesai, bertempat di kantor Desa Bara Batu, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan.
Program yang diberi judul "Pengenalan Komputer dan Pelatihan Microsoft Word: Teknologi untuk Pelestarian Budaya pada Sanggar Seni Desa Bara Batu" ini dihadiri oleh remaja-remaja aktif dari Sanggar Seni Desa Bara Batu yang memiliki komitmen tinggi terhadap pelestarian budaya lokal namun mengalami keterbatasan akses teknologi.
Menjembatani Tradisi dan Teknologi
Desa Bara Batu dikenal memiliki kekayaan budaya Bugis-Makassar yang sangat kental, khususnya melalui tradisi Mappadendang yang telah memasuki gelaran ketiga. Keberhasilan penyelenggaraan acara budaya yang meriah dan penuh nuansa kekeluargaan mencerminkan solidaritas sosial yang tinggi di kalangan masyarakat lintas generasi.
Namun, di balik semangat pelestarian budaya yang tinggi, remaja di Sanggar Seni Desa Bara Batu menghadapi tantangan kesenjangan digital yang signifikan. Sistem dokumentasi kegiatan budaya yang masih manual dan kurang terstruktur berisiko menyebabkan hilangnya informasi penting tentang makna filosofis tarian, sejarah tradisi, dan teknik-teknik kesenian tradisional.
"Kami melihat antusiasme tinggi dari remaja sanggar seni dalam melestarikan budaya, namun mereka butuh tools teknologi yang memadai untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan pengetahuan budaya mereka," ungkap Kiki saat membuka sesi pelatihan.
Pembelajaran Bertahap dan Aplikatif
Pelatihan dirancang dengan pendekatan partisipatif dan aplikatif, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan remaja dari komunitas Sanggar Seni. Kegiatan dimulai dengan pengenalan dasar komputer, mulai dari pengertian komputer sebagai alat pengolah data, jenis-jenis komputer, hingga langkah-langkah menghidupkan dan mematikan perangkat dengan benar.
Tahap selanjutnya, peserta diperkenalkan dengan sistem operasi Windows dan navigasi dasar sebelum masuk ke materi inti, yaitu Microsoft Word. Aplikasi pengolah kata ini dipilih karena sangat bermanfaat untuk keperluan administrasi dan dokumentasi budaya, seperti membuat laporan kegiatan, profil sanggar, brosur acara seni, hingga sertifikat pelatihan.
Meski harus berbagi perangkat karena keterbatasan laptop, antusiasme peserta terlihat tinggi. Mereka aktif bertanya, mencoba langsung materi yang diajarkan, serta saling membantu dalam praktik penggunaan komputer. Suasana pelatihan berlangsung hangat dan penuh semangat kebersamaan.
Dokumentasi Digital Budaya Lokal
Bagian paling menarik dari pelatihan ini adalah penugasan praktik, di mana peserta diminta mengetik narasi bertema budaya lokal Sulawesi Selatan. Tema yang dipilih sangat beragam dan menyentuh kearifan lokal, meliputi:
1. Makna dan Sejarah Mappadendang
2. Tradisi Mappalili dan Filosofinya
3. Tradisi Maccelleng-Celeng dalam Budaya Bugis
4. Uang Panai sebagai Tradisi Pernikahan
Penugasan ini bukan sekadar melatih keterampilan teknis mengetik, tetapi juga memperkuat pemahaman peserta terhadap nilai-nilai budaya daerah. Setiap kelompok berhasil menyusun dokumen yang tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga merefleksikan semangat pelestarian budaya dari generasi muda.
Hasil yang Menggembirakan
Evaluasi dilakukan melalui presentasi hasil kerja setiap kelompok. Peserta memaparkan isi narasi serta menjelaskan cara mereka menyusun dokumen di Microsoft Word. Hasilnya sangat menggembirakan - mayoritas peserta berhasil memahami dan mempraktikkan fungsi dasar Microsoft Word, mulai dari membuat dan menyimpan dokumen, mengatur format teks, hingga menyisipkan gambar dan tabel.
"Pelatihan ini memberikan pemahaman baru kepada kami tentang pentingnya dokumentasi digital dalam mendukung pelestarian budaya, yang sebelumnya masih dilakukan secara lisan atau manual," ungkap salah satu peserta dari sanggar seni. Dokumen bertema budaya yang dihasilkan peserta menjadi bukti nyata bahwa generasi muda mampu menjadi jembatan antara tradisi dan teknologi. Mereka tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga mendokumentasikannya dalam format yang dapat diakses generasi masa depan.
Dampak Jangka Panjang
Kegiatan ini menjadi katalisator transformasi cara pelestarian budaya di Desa Bara Batu, dari metode konvensional menuju pendekatan digital yang lebih berkelanjutan. Dengan keterampilan yang diperoleh, remaja sanggar seni diharapkan dapat menjadi pionir digitalisasi budaya yang akan memastikan warisan budaya Bugis-Makassar tetap lestari dan dapat diakses oleh generasi masa depan.
Antusiasme dan partisipasi aktif peserta selama kegiatan menjadi bukti bahwa program ini benar-benar menjangkau kebutuhan masyarakat. Diskusi berjalan dengan interaktif dan penuh keterlibatan, menunjukkan kesiapan generasi muda untuk mengintegrasikan teknologi dalam upaya pelestarian budaya.Aparat desa dan tokoh masyarakat memberikan apresiasi atas pendekatan yang aplikatif dan membumi. Kegiatan ini membuktikan bahwa pengabdian mahasiswa tidak hanya bersifat formalitas akademik, tetapi mampu menghadirkan perubahan sosial yang menyentuh langsung kebutuhan komunitas.
Visi Keberlanjutan
Program "Pengenalan Komputer dan Pelatihan Microsoft Word: Teknologi untuk Pelestarian Budaya pada Sanggar Seni Desa Bara Batu" ini menjadi langkah awal menuju digitalisasi budaya yang berkelanjutan. Dengan semangat KKN Kebangsaan XII, kegiatan ini memperkuat sinergi antara kampus dan komunitas dalam upaya menciptakan masa depan yang lebih cerdas dan berdaya.
Literasi digital terbukti bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang keberanian generasi muda dalam menjaga warisan leluhur sambil beradaptasi dengan perkembangan zaman. Melalui pelatihan sederhana namun bermakna ini, remaja Sanggar Seni Desa Bara Batu kini memiliki bekal untuk menjadi agen pelestarian budaya di era digital.
Bagikan:
Desa Desa Bara Batu
Kecamatan Labakkang
Kabupaten Pangkajene Kepulauan
Provinsi Sulawesi Selatan
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini